Minggu, 25 September 2011

SARAPAN PAGI...`

Aku anak sulung dari 3 besaudara..satu-satunya anak laki-laki usiaku 22 thn Mahasiswa Hukum di Univ. swasta di Surabaya. Adikku Dita usia 17 thn saat ini masih duduk di kelas 2 SMA sedangkan si bungsu Icha 13 thn masih duduk kelas 2 smp. Kami bertiga sangat dekat dengan ibu...pokoknya ibu is the best...dia hanya sosok wanita yang sangat sabar dan telaten mengurus anak2xnya. Pagi-pagi pukul 04.00 dia sudah bermain2x dengan air untuk mencuci beras kemudian menanaknya untuk menyumpal perut kami. Melawan dinginnya embun pagi..melawan melanjutkan mimpi indahnya... Dari kami kecil ibu tidak pernah memiliki pembantu itu karena ibu hanyalah ibu rumah tangga biasa yang hari-harinya di lalui untuk anak-anak dan suaminya. Ada tradisi dalam keluarga kami yaitu sarapan pagi pukul 06.00,tradisi ini sejak masih anak-anak .Tapi saat ini aku merasa sudah tidak indah lagi sarapan pagi kami. Itu bukan karena masakan ibu yang tidak enak...tetapi suasana hatiku yang menyebabkan sarapan pagi kami menjadi tidak menyenangkan. Kami kadang sangat merepotkan ibu karena permintaan kami yag berlebihan..menu pagi yang sering ibu sedikan adalah nasi goreng jawa yaitu nasi goreng resep turun menurun dari nenek (nasi goreng yang bumbunya hanya cabe rawit merah,bawang merah,terasi sama garam) tetapi tidak ada nasi goreng yang melebihi nasi goreng ibu...kalo aku menikah nanti istriku harus belajar membuat nasi goreng jawa ini. Karena tidak ada duanya tidak ada chef yang bisa menandingi nasi goreng ibu ukuran garam dan terasi yang passs..ditambah pedesnya cabe yang membuat muka kami memerah dan keringat bercucuran membuat kami lebih semangat beraktifitas.
Ibu tidak pernah mengeluh harus memenuhi menu yang berbeda-beda, ayah sangat suka rawon..aku suka soto madura...dita suka opor sedangkan icha suka sup merah...bahkan sampai permintaan telor mata sapi kami sangat bervariasi dan merpotkan.. aku suka telur mata sapi yang matang...ayah suka telur mata sapi yang setengah matang...dita suka telur mata sapi yang manis karena di tambahkan kecap diatasnya. Sedangkan icha suka telur mata sapi hanya kuningnya saja sehingga dia selalu sisakan putih telurnya. Bagaimana dengan kesukaan ibu??? Ibu hampir tidak menunjukkan apa yang dia suka, dia akan makan setelah semua makan kadang sisa putih telur icha yang ditinggalkan di piringnya menjadi lauknya ato hanya dengan kerupuk rakyat...yaitu kerupuk putih yang hanya 100 rupiah saja.
Bagaimana dengan ayah... ayah adalah sosok yang sangat kaku dan displin itu mungkin berkaitan dengan pekerjaannya sebagai polisi.Ayah selalu merasa benar dan paling benar...dan tidak ada yang boleh menyalahkan ayah. Hampir tidak ekspresi di wajahnya sekalipun pada saat menonton sepak bola...ketika aku dan adek.adek berteriakk gollll.... ayah yang menonton bersama kami tidak menunjukkan ekspresi apapun... sehingga aku dan kedua adikku bertatapan dan tersenyum..karena akhir2x ini bukan saat bola memasuki gawang yang kami perhatikan kami lebih memperhatikaqn ekspresi ayahh... Ahh..mungkin ayah sudah berteriak dalam hati...Dia makan tanpa bersuara..jika ada diantara kami yang makan sambil ngobrol maka mata ayah akan melotot seolah-olah mau keluar. Tapi itu tidak akan di gubriss oleh adik2xku perempuan mungkin itulah yang menjadikan sarapan pagi kami agak lunak...walau masih terasa kaku. Hubunganku dengan ayah memburuk setamat aku SMA karena ayah sangat berharap aku mau menjadi polisi. Tapi aku merasa waktu itu aku benar-benar laki-laki sejati ketika aku mampu mempertahankan hak pledoiku yaitu tetap ingin menjadi sarjana Hukum...akhirnya ayah seolah-olah menaggapku tidak pernah ada. Hanya ibu yang mampu menghiburku dan terus memberiku semangat tentunya dengan nasi goreng jawa buatanya..hahahaha...
Kekakuan hubunganku dengan ayah akhir-akhir ini semakin menjadi-jadi. Ketika tanpa sengaja aku melihat sms di Hp ayah berasal dari seorang wanita yang tentunya bukan ibuku. Karena ibu tidak punya Hp dan tidak pernah mau dibelikna HP dibilang kalo telephone cukup pake telephone rumah saja... Ibuku begitu sangat lugu..dan pastinya dia tidak akan bisa menyelediki sms di hp ayahku... Aku semakin muak dengan ayah..aku benci ayahh..aku tidak ingin punya ayah seperti dia....aku tidak tega diamenghianati ibuku yang setiap hari tanpa mengeluh menyediakan semua kebutuhan kami. Walau dalam keadaan sakit sekalipun dia akan tetap masak karena dia merasa sangat berdosa jika tidak melakukannya...bagaimana dengan ayah????? Begitu tegakah dia menyakiti hati ibu...membodohi wperempuan yang sangat baik...perempuan yang menyisakan hidupnya hanya berkutat di dapur..sumur ...dan kasur..
Ingin sekali aku ceritakan penemuan sms ayah kepada ibuku...tapi aku tidak tega...aku tidak tega ibu terluka...dan menderita dengan berita yang aku sampaikan...Duh Gusti aku harus bagaimana???Dia akan sangat terluka jika tau..wanita di sms itu mengucapkan terima kasih buat perhiasan yang telah diberikan ayah....bagaimana dengan ibuku..tidak satupun perhiasan emas menghiasi tubuhnya...mungkin hanya giwang yang dia beli mungkin waktu kami masih kecil, itupun dia karena dia tidak ingin lubang telinganya menjadi buntu dan itu satu-satunya perhiasan yang dimilikinya...karena cincin kawinpun turut terjual ketika ayah harus merenovasi rumah dan dia berjanji membelikan ibu lagi...tapi sampai saat ini aku tidak pernah melihat ibu memakai cincin..berbeda dengan ibu-ibu tetangga kami..yang kadang terlihat seperti toko emas berjalan.... ibuku sosok wanita yang sederhana dan bersahaja. Ibu seandainya kamu tau apa yang ayah lakukan padamu??? Kamu pasti akan sangat terluka...ibu aku gak tega....
Pagi ini aku berpamitan dengan ibu kucium punggung tangannya kekecup pipinya...tapi kenapa tiba-tiba ibu memluk begitu erat seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan. Kulihat ada sebutir mutiara jatuh tapi di segera membalik badanya ke dapur... Apa yang terjadi..apakah ibu tau semua itu...apakah ibu bisa membuka hp ayah dan membacanya... ahhh tidak mungkinnn...ataukah firasat seorang istri yang mengatakan semua itu. Aku tidak berani menyusul ibuku dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Kukendarai sepeda bebekku menuju ke kampus.. di kampus aku menjadi tidak begitu konsen demikian dengan Amel kekasihku menjadi terheran-heran dengan diriku.
Aku sedang tidak berniat menceritakan apa yang telah terjadi dalam keluargaku demikian juga denga air mata ibu.... aku menjadi sangat malass hari ini. Sepulang mengantar Amel pulang aku memacu sepeda motorku pulang. Aku hanya ingin melihat sosok ibuku...
Sesampai di rumah aku tidak melihat ibu....dimana dia??? Kemana dia??? Aku buka note di dekat kulkas itu adalah catatan ibu jika dia pergi ato pesan buat anggota keluarga yang lain. Kulihat tidak ada pesan untuk hari ini. Kulihat ke belakang rumah hanya jemuran yang sudah setengah keriing... Ibu mencuci semua baju-baju kami. Kadang aku merasa kasihan tetepi ibu tidak pernah mengijinkan kami mengerjakan pekerjaan mencuci. Harapannya waktu yang ada buat kami hanya untuk belajar..tetapi bukanya untuk belajar siihhh malah aku buat pacaran atau nongkrong dengan teman-teman kampus. Aku jadi kasihan dengan ibuku....
Aku panggil-panggil tidak ada sahutan sama sekali, aku semakin cemas dengan keadaan ini waluapun kadang aku cuek dengan kondisi seperti ini di waktu-waktu lalu .tapi kali ini berbeda dengan hari-hari kemarin. Kondisi ibu berbeda hari ini dan aku tidak mengetahui apa yang telah terjadi dengan hatinya??? Tiba-tiba aku dengar suara pintu depan di buka dan kudengar langkah kaki ibu yang sangat aku hafal. “ darimana bu?” tanyaku .” Hei Bram... kok tumben sudah pulang ?”tanya ibuku keheranan. Wajah muram dan sedih yang tapi pagi kulihat kini sirna. Bukannya aku meninginkan ibu bersedih Cuma aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. “Ibu dari mana?? Belum di jawab juga selorohku. Ini ibu tadi cari toge rawon sampe keliling-keliling kampung akhirnya ketemu juga di warung mbok nah.Haa...ibu masih peduli sekali pada masakan rawon kesukaan ayah dengan mencarikan pelengkapnya toge. Duhh....ayah keterlaluan...
“udah cepet mandi..terus makan tuh rawonnya udah matang,”teriak ibu dari dapur. Akupun segera mandi dan masih pukul 14.00. sehabis mandi aku menuju ruang makan yang letaknya dekat dengan dapur... Ibu segera menyendok nasi dari rice cooker dan menuang rawon yang berwarna hitam pekat kemudian tanganya dengan gesit menabur bawang goreng. Tak lupa dia ambil toge kecil-kecil dan meyendok sambal tomat . kemudian mengulurkannya keapadaku walaupun ini menu favorit ayah bukan berarti aku tidak suka... Ibu memandangiku dengan tersenyum..udah makan cepet kok malah melamun goda ibuku... Aku tersentak rasanya gurat kesedihan yang aku tangakap tadi hilang tak berbekas. Aku menyendok makananku terasa sangat nikmat dengan potongan daging yang empuk dan bumbu rawon yang meresap. Seperti biasa ibu tidak makan tapi ibu lebih suka melihat anak-anaknya makan masakannya. Keluarga kami sangat jarang makan di luar selain harus hemat toh ada ibu yang selalu membuat masakan setiap hari yang mebuat lidah kami terlena olehnya.
Selesai aku makan..aku beranikan bertanya kapada ibu. “ ibu kenapa tadi pagi ibu sedih?” ibu terkejut...si.siapa yang sedih?” dengan terbata-bata menutupi perasaanya.. “enggak kok gak ada apa-apa bantah ibuku. Ibukupun bukan pembohong seperti ayahh..ia tidak pandai memerankan peran itu. Sehingga dengan mudah aku tangkap ibu gak jujur dengan kata-katanya.
“Ibu apa yang terjadi?” tanyaku lagi...akhirnya ibu luluh juga pertahanannya.” Ayahmu Bram....kata-katanya bergetar seolah-olah ingin meredam apa yang bergemuruh di dadanya. “Ada apa dengan ayah?”.... Dia..dia punya affair..denga wanita lain. “Apa.... sedikit berteriak akupun meluapkan emosi yang sama ketika aku baca sms dari hp ayahku. Siapa dia....??? “ tanyaku. “Aku tidak tau Bram tapi aku istrinya selama 24 tahun aku bisa merasakan semua ituuu. Duhhh..ibu aku punya bukti yang bisa menjadikan ayah terdakwa dan tidak mungkin berkelit... Aku terdiam...”Tapi jangan sampai adik-adikmu tau semua ini... aduhhh ibu kenapa mesti ditutupi siihh. Seandainya aku sudah bekerja pasti ibu akan aku ajak pergi meninggalkan ayah. Tapi aku skripsi aja belum mulai dengan apa ibuku aku kasih makan. Ibu memelukku dan menangis di dadaku... Aku membelai rambutnya yang panjang sudah tampak sedikit beruban. Tapi dia sangat anggun walau hanya lipstik merah jambu mewarnai bibirnya...Kecantikannya tidak akan mengaiahkan wanita manapun di dunia ini.
Akupun berniat untuk menyelidiki ayah... aku bolos kuliah untuk beberapa hari, SMS maupun telphone dari Amel tidak aku hiraukan .tapi itu ternyata menjadikan masalah baru bagiku. Amel ngambek ...ahhh bodo amat” keluhku..aku ada ada misi yang lebih penting dari itu semua. Akhirnya aku buntuti ayah sepulang dari dinas. Ternyata dia tidak langsung pulang kerumah karena arah yg dia tuju berlawanan dengan arah ke rumah. Aku buntuti ternyata di menuju apotik. “ngapain ke apotik siapa yang sakit” tapi ayah berbalik arah menuju arah rumah kami. Akhirnya ayah pulang ke rumah. Setelah mandi ayah dengan nikmatnya menikmati masakan ibu aku gak tau namanya apa...terlihat sangat menikmati. Ayah merokok di teras depan tiba-tiba aku dengar Hpnya berbunyi...ingin rasanya telingaku memiliki kekuatan suprasonic yang bisa mnedengar apa yag ayah berbincangkan, “Iya aku segera meluncur” Jawab ayah sambil menutup telephonenya. Terlihat ayah mengambil jaket kulit berwarna hitam dan segera mengendari motornya keluar halaman. Aku tidak ingin kehilangan jejak aku susul ayah di belakangnya dengan kecepatan tinggi. Akhirnya aku berada kurang lebih 100 meter di belakangnya. Dia menuju perkampungan aku tidak perhatikan jalanya. Dia menuju gang sempit sampai harus menuntun sepedanya. Akhirnya sampai pada rumah sederhana dengan pohon mangga di depannya .aku amati dari jauh kebetulan ada tukang jualan pangsit. Akupun membeli pangsit walaupun perutku masih kenyang...aku emmerankan peran sebagai detektif. Aku tanya samap penjual pangsit rumah siapa itu pak?” aku menunjuk rumah yang di datangi ayahku.”oh itu rumah bu ndari...mas? knp memangnya? Ah tidak apa2x... kebetulan saya punya teman kalo gak salah rumahnya itu? Oh pasti temennya mbak Ranti...eh iya..iya jawabku antara bingung menjawab iya ato tidak. “ Oh kasihan lho mas.. Mbak Ranti sekarang sakit parah? Sakit apa?”tanyaku penasaran. Dia harus cuci darah ..dulu bapaknya juga meninggal karena gagal ginjal.. “emang sudah lama gak pernah bertemu ya mas?”tanya penjual pangsit itu. Aku tidak menjawab hanya tersenyum karena pikiranku melayang...Berarti bapak selingkuh dengan ibunya Ranti yang sudah janda.... hemmm geramku. Cerita tukang pangsit tentang Ranti tidak membuat aku berempati sedikitpun.
Kulihat ayah keluar dari rumah itu...didampingi oleh seorang wanita yang mungkin usianya seusia ibuku. Kemudian terlihat mereka menangguk berpamitan...aku sempat menoleh ke arah wanita itu masih..lebih cangtik ibuku.... apa yang diinginkan ayahhh dengan selingkuhan yang memiliki anak penyakitan lagi... gerutuku. Aku tidak langsung pulang tapi mampir ke tempat nongkrong teman-temanku. Tapi rasanya apa yang berkecambuk tetntang perselingkuhan ayahh membuyarkan kebersamaanku dengan teman. Sampai Dody berseloroh kenapa DC mulu sih Bram... ada apalgi sama si Amel??? Hahaha aku hanya tertawa dan pamit pulang. Itu membuat mulut teman-teman melongo...knp anak itu.... kudengar di sela-sela kau menstater sepeda motorku.
Sesampai di rumah kuliahat ayah, ibu dan adik-adik sedang menonton TV acara OVJ masih seperti biasa ayah menontop OVJ tapi ntetap seperti malam-malam sebelumnya tanpa ekspresi... pasti tertawa dalam hati lagi. Yahhh..tapi bagaimana itu kan dah karakter dia mau gimana lagi. Aku rebahkan tubuh di kasur yang telah d rapikan ibuku... bau sprei yang baru di cuci seakan-akan memberikan sensai yang lain. Tapi tidak dengan hatiku. Aku harus mencari tau tentang siapa ibu Ranti..dan apa hubunganya dengan ayahku seorang polisi yang disegani siapapun.
Akhirnya aku mencari tahu informasi tentang perselingkuhan ayah kepada om Rahmad dia adalah teman dekat ayah. Aku tanya tentang wanita dengan lokasi rumah dan anaknya yang bernama Ranti.. Akhirnya aku menemukan jawaban semua itu. Ibu Ranti adalah istri seorang polisi yang telah meninggal dunia akibat komplikasi ginjal. Dan dulu Ibu Ranti adalah wanita yang dikeja-kejar ayah sewaktu masih menjadi polisi muda tapi sayang Ibu Ranti memilih Joko teman satu leting ayah juga.. cinta ayahmu bertepuk sebelah tangan. Apa itu yang menjadikan ayah ingin mengejar di kesempatan yang ke dua saat ini. Tapi di akhir cerita om Rahmad mengagaris bawahi bahwa ayahmu hanya ingin menolong membantu pengobatan ranti saja. Aku pun pulang dengan sedikit perasaan legaa walaupun masih ada tanda tanya bisa saja om Rahmad menutupi itu semua. Aku beranikan diri menuju wanita itu... aku ingin mengataui hubungan apa sebenarnya dengan ayahku. “ Permisi..kuketuk pintu rumah wanita. “iya sebentar ada sahutan dari dalam rumah.Pintu Terbuka wanita itu terlihat ramah dan tidak terlihat seperti wanita penggoda yang ada dlam benakku selama ini. Ada apa ya dekk..? “tanya wanita itu. Saya Bramantyo anak dari... Raharjo. “Oh anak mas Har to... yo wes gedhe yo..logat jawanya kental sekali. “Saya hanya ingin tau kenapa ayah saya sering ke sini?” tanyaku datar.Wanita itu terdiam sejenak ..dia merasa menjadi terdakwa dan anak muda di depannya adalah jaksa penuntut yang ingin hak ibunya. Wanita ini mulai bersuara.” Saya bertemu Mas Har 3 bulan yang lalu secara kebetulan. Kemudian saya menceritakan kondisi anak saya yang sedanng sakit “tapi tidak pernah saya meminta bantuan uang sama mas Har...Tapi kemarin Mas har menyerahkan uang dari sumbangan teman-teman suami saya dulu. “Saya tidak emmiliki hubungan apa-apa dengan ayahmu. Aku mulai sedikit percaya tapi belum sepenuhnya. Ibu...Ibu..sakittt... Kudengar suara wanita yang mengerang kesakitan. Wanita itupun tergogpoh-gopoh ke kamar itu mungkin suara Ranti yang katanya sakit. Aku mengikuti wanita itu ke kamar... Aku lihat wajah ranti sangat pucat ...wajahnya cantik..rambutnya panjang...sepintas terlihat sangat lugu seperti ibuku. Dia merintih kesakitan badanya panas mengigil... aku jadi tidak tega melihatnya. Akhirnya aku keluar ruamah itu tanpa berpamitan.... aku kendarai sepedaku meuju rumah dan aku harus menganalisis satu persatu informasi yang aku dapat hari ini.
Ketika keesokan harinya sehabis sarapan pagi aku ngobrol dengan ibu karena informasi yang ada dikepala membuatku pusing 7 keliling. Aku ceritakan satu persatu Dan dalam hatiku aku percaya ayahku tidak selingkuh. dan ku biarkan ayah dan ibu yang menyelesaikannya aku hanya menunggu sarapan esok hari.
Pagi ini wajah ibu terlihat cerah ceria diapun bercerita setelah semua anggota keluarga berangkat beraktifitas. Bram... ternyata perhiasan yang pernah kamu cerita dulu..itu sebenarnya cincin buat ibu tetapi karena ayahmu merasa ada yang lebih membutuhkannya. Ibu ..tidak marah?”tanyaku... Kenapa harus marah ibu mencintai ayahmu karena semua yang ada di dalam dirinya telah melengkapi hidup ibu.. Dengan segala diamnya membuat hati ibu ramai...dengan muka masamnya memnuat hati ibu manis...dengan suaranya yang keras seolah memrintah anak buah ketika menyuruh ibu membuat kopi sebenarnya buat ibu itulah sapaan yang yang lembut...karena dengan cara itulah ayahhmu mencintaii ibu....Duh ibu memang keren....gak ada duanya....
Sarapan pagi ini yang terindah dari sebelumnya...nasi goreng jawa plus telor mata sapi kesukaanku...
(Malang, 30 Juli 2011....by Ophien)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar